Ahok Menangis Karena Takut Dianggap Menistakan Keluarga Islamnya | IDAMANPOKER - AGEN POKER ONLINE TERPERCAYA
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai, sosok Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok selama ini telah menunjukkan sikap sebagai nasionalis tulen. Saat pembacaan nota keberatan dibacakan, Ahok menangis karena takut dianggap menistakan keluarga Islamnya.
IDAMANPOKER - AGEN POKER UANG ASLI TERPERCAYA
Dia bukan nangis karena takut akan dipenjara, tetapi takut menistakan keluarganya sendiri. Itu kan sesuatu personaliti, karakter yang luar biasa. Emrus menilai ketika Ahok menangis saat membacakan nota keberatan, di sanalah dapat terlihat kejujuran Ahok. Pembelaan itu menceritakan tentang sejarah kehidupannya sedari kecil dan sangat dekat dengan orang-orang beragama Islam di sekitarnya.IDAMANPOKER - SITUS POKER ONLINE TERPERCAYA
Emrus menjelaskan ada dua lambang komunikasi yang digunakan yaitu yang pertama komunikasi verbal ketika mantan Bupati Belitung Timur membacakan nota keberatannya. Lalu yang kedua adalah gerak tubuh dan tangisnya. Dia menilai, tangisan Ahok itu adalah spontanitas, tidak direncanakan.IDAMANPOKER - AGEN POKER ONLINE UANG ASLI TERPERCAYA
"Artinya apa, dia (Ahok) melihat betapa beban itu yang dituduhkan kepada Ahok itu terlalu berat bagi dia sehingga dia meneteskan airmata. Tetesan air mata sebagai lambang nonverbal, kalau kita kaitkan dengan lambang verbalnya yaitu kalimat yang diucapkan, itu sinkron. Artinya tidak ada disitu rekayasa, tidak ada disitu permainan sandiwara," sambung dia."Bagi saya itu pembelaan yang sangat jujur ya. Tentang bagaimana sejarah kehidupannya dia sejak dari kecil. Banyak orang baru tahu, bahwa dia itu ternyata sangat dekat dengan keluarga-keluarganya yang Muslim. Ini begitu suprise, bahwa dia dekat dengan orang-orang yang dari keluarga Muslim yang cukup dihormati masyarakat," ucap dia.
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menceritakan perasaannya saat mengikuti persidangan pertama kasus dugaan penistaan agama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara Selasa, 13 Desember 2016. Ahok menangis saat menceritakan orangtua angkatnya dalam nota pembelaan.
Bahkan dia melihat, sidang perdana itu malah menjadi momen tersendiri. Ahok justru mendapat banyak simpati yang sesungguhnya dari masyarakat usai persidangan itu.
"Semakin dia di-bully, semakin dia mendapat simpati luar biasa dari orang-orang lintas agama juga. Buktinya banyak orang datang ke Rumah Lembang atas inisiatif sendiri," kata Emrus.
"Masyarakat ini sudah mulai melihat bagaimana hukum negara itu tidak adil bagi Ahok. Dari proses penyelidikan, penyidikan. Bahkan gelar perkara di-voting. Mana ada di-voting kan?" tandas Emrus.
0 komentar:
Posting Komentar